SOLO – Ketua Umum Yayasan Majlis Tafsir Al Qur’an (MTA) Drs Ahmad Sukina mengajak semua pihak saling tabayyun (konfirmasi) jika menerima berita yang belum jelas kebenarannya. Pihaknya terbuka kepada siapa pun yang hendak menanyakan segala macam tentang aktivitas dan kajian yang dilakukan MTA.
Pernyataan itu menanggapi tuduhan oleh pengunjuk rasa yang ikut dalam demonstrasi pada acara peresmian MTA Perwakilan Kudus di Gedung Ngasirah, Kudus, Sabtu (29/1). Peserta unjuk rasa yang mengaku berasal dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Barisan Ansor Serbaguna (Banser), Gerakan Pemuda (GP) Ansor, dan Fatayat ini menganggap MTA memiliki ajaran yang menyimpang.
MTA juga dituduh telah menghujat tokoh agama lain dan menganggap tahlilan sebagai dosa. ”Jika sesama muslim mendengar berita, sesuai dengan tuntunannya melakukan tabayyun. Tanya dulu kejelasannya, jangan hanya mengandalkan informasi dari katanya-katanya. Padahal MTA itu orangnya jelas dan kantornya juga jelas,” kata Sukina di Gedung MTA Pusat Jalan Ronggowarsito, Surakarta, kemarin.
Terlebih ada sebagian orang yang menuduh MTA menghalalkan daging anjing. ”Tuduhan itu sama sekali tidak benar. Karena itu silakan mengikuti kajian MTA atau bertanya secara langsung agar semuanya jelas,” imbuh dia.
Prihatin
Sukina mengaku prihatin atas aksi demo di depan gerbang Gedung Ngasirah itu. Dia bersyukur warga yang ikut dalam peresmian MTA Perwakilan Kudus dan pengajian akbar tak terpancing dengan unjuk rasa tersebut.
Dia juga menolak anggapan bahwa acara peresmian itu tidak berizin. Semua persyaratan untuk terselenggaranya pengajian sudah dipenuhi sesuai peraturan yang berlaku. ”MTA tidak akan melanggar aturan hukum yang telah ditentukan. Semuanya telah ditempuh,” terang Sukina.